Minggu, 02 Agustus 2009


Aset Perbankan Syariah Tumbuh 29 Persen

By Republika Newsroom

JAKARTA -– Industri perbankan syariah kian percaya diri. Per Juni lalu baik aset, dana pihak ketiga dan pembiayaan mengalami peningkatan Rp 2 triliun dari bulan sebelumnya. Dibanding periode sama tahun sebelumnya aset industri perbankan syariah tumbuh 29 persen.

Direktur Utama MC Consulting, Wahyu Dwi Agung mengatakan kondisi ekonomi yang sudah mulai pulih membuat industri perbankan melepas pembiayaan yang selama ini ditahan. “Saat krisis ekonomi global sudah mulai lewat dalam 1-2 bulan ini perbankan mulai melonggarkan pembiayaan yang selama ini direm,” kata Wahyu kepada Republika, Jumat (31/7). Ketika krisis ekonomi terjadi, lanjutnya, perbankan masih menunggu untuk melakukan ekspansi.

Ia pun memproyeksikan di semester kedua ini terutama di Juli dan Agustus kinerja perbankan syariah akan mengalami peningkatan yang lebih besar dibanding Juni lalu. Hal tersebut didorong oleh faktor meningkatnya konsumsi menjelang tahun ajaran baru dan memasuki bulan Ramadhan, sehingga akan mendorong produksi sektor UKM. Konsistensi BI dalam menurunkan BI rate, tambah Wahyu, juga menyebabkan pembiayaan perbankan syariah cukup ekspansif.

Kendati jumlah rekening pembiayaan menurun, lanjutnya, total pembiayaan yang meningkat hingga Rp 2 triliun dibanding bulan Mei menunjukkan bahwa perbankan syariah mempertahankan nasabah eksisting yang cukup prospektif.

“Pembiayaan tetap tumbuh karena perbankan menambah plafon nasabah eksisting yang sudah teruji dan bagus. Selain itu juga ada pembiayaan dalam jumlah besar,” kata Wahyu.

Hal serupa juga terjadi di jumlah rekening DPK. Per Mei tercatat jumlah nasabah 4.678.374 nasabah, sementara di Juni menurun menjadi 4.612.411 nasabah. Namun di sisi lain jumlah DPK meningkat dari Rp 40,2 triliun menjadi Rp 42,1 triliun.

“BI rate yang turun bisa jadi menyebabkan dana nasabah lembaga dan institusi yang berjumlah besar pindah ke bank syariah,” tutur Wahyu.

Ia pun optimis target aset Rp 70 triliun hingga akhir tahun ini dapat tercapai, tetapi dengan catatan perbankan syariah tetap konsisten dalam melakukan ekspansi seperti saat ini. Jika setiap bulannya perbankan syariah tumbuh Rp 2 triliun di sisa tahun ini, maka hingga akhir tahun aset akan mencapai Rp 67 triliun.

“Kalau ekspansi terus ditingkatkan dan terus melakukan analisis pendekatan market yang baik, target aset Rp 70 triliun rasanya masih realistis untuk dicapai,” tandas Wahyu. Hal tersebut juga dengan catatan rasio pembiayaan bermasalah tetap terjaga di tingkat aman hingga akhir tahun.

Berdasar data publikasi Bank Indonesia per Juni 2009 tercatat aset Rp 55,2 triliun, tumbuh 29 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 42,9 triliun.

Sementara itu pembiayaan tumbuh sekitar 24 persen dari Rp 34,1 triliun di Juni 2008 menjadi Rp 42,19 triliun di tahun ini. DPK tercatat tumbuh 28 persen menjadi Rp 42,10 triliun di semester pertama 2009. gie/ahi

Tidak ada komentar: