Kamis, 07 Juli 2011

Pembiayaan Syariah Sektor Ritel Bisa Tumbuh 40%



Sektor ritel akan menjadi kunci penggerak kebangkitan industri perbankan syariah nasional. Sektor tersebut memberikan peluang pertumbuhan pembiayaan yang tinggi dengan tingkat risiko tetap terjaga. “Segmen ritel sangat bisa menjadi pendorong perkembangan perbankan syariah nasional,” kata pengamat perbankan syariah Adiwarman Karim kepada Investor Daily di Jakarta, baru-baru ini.

Adiwarman menjelaskan, pembiayaan syariah di segmen ini menjanjikan pertumbuhan yang tinggi hingga 30%-40% per tahun. Di sisi lain, margin yang bisa diperoleh juga lebih tinggi dibanding segmen lainnya. Ia menambahkan, risiko pembiayaan macet pada segmen ini juga tersebar. “Ini peluang yang sangat bagus sebagai jalan mengembangkan industri perbankan syariah dengan lebih cepat,” ujar dia.

Adiwarman mengungkapkan, hampir semua bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah sudah masuk dalam pembiayaan ritel. Bahkan beberapa di antaranya mengandalkan segmen ini sebagai kontributor terbesar pembiayaan perusahaan.

Tercatat, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) yang merupakan bank syariah terbesar di Indonesia memfokuskan penyaluran pembiayaan di segmen ini. Sektor ritel masih menjadi andalan penyumbang terbesar dalam pembiayaan perseroan.

Hingga Mei 2011, pembiayaan BSM di sektor tersebut sudah mencapai Rp19,67 triliun atau tumbuh 68,84% dibanding periode sama tahun lalu yang baru sebesar Rp11,65 triliun. Kontribusi pembiayaan sektor ritel BSM hingga Mei 2011 mencapai 69,03% dari total pembiayaan perseroan. Sementara pada periode yang sama tahun lalu kontribusi baru 62,65% dari total pembiayaan. Adiwarman memprediksi, arah pembiayaan perbankan syariah ke depan masih terus ke segmen ritel. Dia menjelaskan, segmen ritel terbagi menjadi dua, yaitu consumer banking dan usaha kecil. Selanjutnya, usaha kecil juga terbagi menjadi dua, yaitu usaha kecil dan mikro.

Dengan semakin banyaknya bank syariah yang terus ekspansif di segmen ini, ke depannya pembiayaan segmen ritel bisa mengontribusi 60-70% dari total pembiayaan perbankan syariah.

Dengan dukungan pertumbuhan pembiayaan di segmen ritel yang cukup tinggi, akan semakin memperbesar kontribusi perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional. Pertumbuhan pembiayaan tersebut akan mendorong kenaikan aset perbankan syariah dan diperkirakan asetnya akan mencapai 5% dari total aset perbankan nasional pada 2015. Sementara saat ini aset perbankan syariah masih sebanyak 3% dari total aset perbankan nasional.

Adiwarman menambahkan, untuk mengejar pangsa pasar pasar aset 5% itu sebenarnya bisa dilakukan dengan mendorong perbankan syariah menjadi lebih ke bentuk corporate banking. “Namun kerugiannya corporate banking itu sangat tidak stabil. Sebab itu, jika sewaktu-waktu gagal, perbankan syariah akan cepat terpuruk,” jelas dia.

Tidak ada komentar: