Sabtu, 07 Maret 2009

Cabang Bank Muamalat di Kuala Lumpur Diresmikan
Kompas.com

Gubernur Bank Negara Malaysia Zeti Akhtar Aziz berharap dibukanya cabang Bank Muamalat Indonesia di Kuala Lumpur, Kamis (5/3), akan semakin memperkuat prospek perbankan syariah di wilayah Asia. Pihaknya terus mendukung investasi sektor keuangan berbasis Islam di Malaysia. Bank-bank Islam memperoleh pertumbuhan double digit selama delapan tahun terakhir.

"Usaha keuangan berbasis Islam memang sangat prospektif," ujar Zeti Akhtar, dalam sambutan peresmian Cabang Bank Muamalat di Kuala Lumpur. Acara tersebut dihadiri pula oleh Presiden Direktur Bank Muamalat Riawan Amin, Duta Besar Indonesia untuk Timur Tengah Alwi Shihab, dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Da'i Bachtiar.

Menurut Zeti Akhtar, prospek sektor keuangan Islam akan terus berlanjut meski dunia kini sedang krisis. Krisis keuangan global justru mendorong peluang-peluang baru. "Kondisi ini juga menciptakan transparansi pada sektor perbankan, sekaligus mendorong kebutuhan akan peningkatan regulasi keuangan," katanya.

Presiden Direktur PT Bank Muamalat Tbk Riawan Amin mengatakan, kondisi fundamental ekonomi makro di Malaysia sangat baik, mendorong para pemegang saham Bank Muamalat berkeinginan memperluas jaringan di negeri ini. Dengan cenderung stabilnya politik serta penerapan regulasi di sektor keuangan, proses pendirian cabang di Kuala Lumpur selesai dalam satu tahun. Untuk pendirian cabang baru di Kuala Lumpur, pihaknya menginvestasikan dana sebesar Rp 10 juta ringgit, dan 4 juta dollar AS untuk mendirikan bank investasi First Islamic Investment Bank (FIIB).

Riawan melanjutkan, perbankan syariah memperoleh pertumbuhan paling cepat dalam industri jasa keuangan. Aset perbankan syariah diperkirakan mencapai 1 triliun dollar AS pada 2010.

Bank Muamalat sendiri mengalami pertumbuhan signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Pada 2008, pihaknya memperoleh laba Rp 301 miliar di atas target Rp 270 miliar. "Dengan dibukanya cabang di Malaysia, kami sedang akan memperkuat pertumbuhan bisnis kami," kata Riawan.

Manajer Cabang Bank Muamalat di Kuala Lumpur, Afrid Wibisono, mengatakan, pihaknya menargetkan pencapaian break event point dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, pihaknya mendorong layanan jasa remittance, khususnya bagi kalangan tenaga kerja di Indonesia. Selain remittance, dibuka juga layanan pembiayaan dan pengelolaan dana korporasi.

Menurut Afrid, pada masa krisis seperti sekarang banyak proyek-proyek kekurangan sumber pendanaan. Sementara pihaknya memiliki investor yang siap menanamkan modal. "Potensi dana yang masuk cukup besar, sehingga ini menjadi peluang penanaman investasi di saat krisis," tuturnya.

Tidak ada komentar: