Sabtu, 21 Februari 2009

IAEI Susun Kurikulum Ekonomi Syariah D3 Hingga S2
Sumber Republika.
Rabu, 18 Februari 2009 pukul 10:42:00

JAKARTA — Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) bersama dengan Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah telah menyusun draf kurikulum ekonomi Islam bagi program D3, S1, dan S2. Draf kurikulum tersebut telah diajukan ke Departemen Pendidikan Nasional sebagai acuan kurikulum.

Sekretaris Jenderal IAEI, Agustianto mengatakan, hasil rumusan kurikulum dan silabus yang telah disusun pada akhir pekan lalu di Solo, Jawa Tengah dapat menjadi acuan dan pedoman bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk membuka program studi ekonomi Islam. ”Saat ini kita tidak bisa lagi mengandalkan ekonomi Islam sebagai mata kuliah pilihan atau sekadar konsentrasi di perguruan tinggi,” kata Agustianto saat ditemui Republika, Selasa (17/2).

Dalam draf kurikulum terdapat rumpun keislaman sebanyak 18 persen, umum dan ekonomi (33 persen), akuntansi (10 persen), dan manajemen (38 persen). Untuk itu ia pun menekankan bahwa ekonomi Islam harus masuk menjadi program studi yang memiliki muatan secara komprehensif dengan kurikulum berbasis kompetensi.

Ia pun berharap draf kurikulum tersebut bisa menjadi standar bagi perguruan tinggi Indonesia. Dan, dalam waktu enam bulan mendatang pemerintah bisa menetapkan kebijakan atas draf kurikulum yang diajukan. Kurikulum yang diajukan pun sudah mengacu pada SK Mendiknas No 232/U/2000 yang berisi struktur kurikulum, yaitu mata kuliah pengembangan kepribadian, keilmuan dan keterampilan, keahlian berkarya, perilaku bermasyarakat, dan berkehidupan bermasyarakat.

Pembukaan program studi merupakan sebuah keniscayaan, mengingat kebutuhan pasar dan dikarenakan ekonomi Islam merupakan sebuah science dan disiplin ilmu tersendiri. Model-model ekonomi Islam, baik mikro maupun makro sudah banyak tersebar di ratusan literatur ilmiah. Secara ilmiah pembukaan prodi Ekonomi Islam tidak menjadi masakah, kata Agustianto. Pasalnya dalam 30 tahun terakhir telah banyak lahir ilmuwan yang mengembangkan model ekonomi Islam berdasar penelitian empiris dan bisa diuji secara ilmiah, baik ekonomi makro maupun mikro.

Setelah mengajukan draf kurikulum pada Depdiknas awal pekan ini, IAEI pun akan mengadakan forum ilmiah untuk mendiskusikan secara mendalam tentang metodologi ekonomi Islam dan model-model ekonomi Islam yang berbasis riset. Agustianto menargetkan forum tersebut terlaksana paling lambat di bulan Maret. ”Dalam seminar itu diharapkan pemerintah juga dapat membuat kebijakan khusus untuk mendorong pembukaan program studi ekonomi Islam di universitas,” kata Agustianto.

Untuk mendukung kebutuhan sumber daya insani industri lembaga keuangan syariah IAEI menawarkan tiga konsentrasi, yaitu investasi syariah, perbankan Islam, dan entrepreneurship. ”Untuk yang akan datang rencananya ditambah dengan akuntansi, tapi kami menawarkan tiga konsentrasi itu dulu,” ujar Agustianto.

Untuk konsentrasi investasi syariah terdapat mata kuliah manajemen investasi, analisis investasi aset riil, analisis sekuritas, dan praktikum riset keuangan. Untuk konsentrasi entrepreneurship adalah perencanaan bisnis, strategi bisnis, marketing development, dan seminar peluang dan pengembangan bisnis. Sementara bagi konsentrasi perbankan Islam adalah produk dan jasa bank Islam, manajemen aset dan liabiliti bank Islam, manajemen pembiayaan bank Islam, dan praktikum bank Islam. gie

Tidak ada komentar: