Sabtu, 14 Februari 2009

Ekonom Barat Mengadopsi Keuangan Syariah
By Republika Newsroom


Pandangan para ekonom barat tentang keuangan syariah kini makin berkembang seiring dengan terjadinya krisis keuangan global. Sebab, pada saat keuangan konvensional tumbang terkena krisis, keuangan syariah tetap bisa bertahan dan berkembang. Karena itu, banyak ahli ekonomi barat yang mulai mempelajari keuangan syariah. Tidak hanya itu, sejumlah negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat mulai mendirikan unit-unit ekonomi syariah di sana.

Sebuah universitas di Inggris, yaitu University of Reading, mengadopsi modul-modul pembelajaran ekonomi syariah dari International Centre for Education in Islamic Finance (INCEIF) Malaysia untuk program master di sana. Beberapa waktu lalu, INCEIF dan University of Reading menandatangani nota kesepahaman (MoU). Dalam MoU tersebut, University of Reading mengambil modul keuangan syariah dari INCEIF untuk program master di universitas tersebut. Direktur International Capital Market Association Centre di University of Reading, John Board, mengatakan, keuangan Islam dapat memperkuat hal yang telah dimengerti bankir barat selama 200 tahun, tapi telah dilupakan dalam 50 tahun terakhir.

Adanya ketidakmampuan untuk menambahkan modal di situasi seperti saat ini, katanya, membuat segala instrumen yang bisa meningkatkan permodalan dilirik, termasuk keuangan Islam. Inggris telah menunjukkan minatnya menjadi pusat keuangan Islam di luar Malaysia dan Timur Tengah. ''Meski krisis terjadi, hal itu tetap didiskusikan. Ini menunjukkan kami menanggapinya dengan serius,'' kata Board.

Pemerintah Inggris saat ini berencana menjadi pemerintah Barat pertama yang menerbitkan sukuk sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sukuk tersebut pun dibuat sesuai dengan prinsip syariah yang melarang pembayaran bunga dan investasi untuk perjudian, alkohol, tembakau, dan pornografi. Itu terjadi seiring dengan peningkatan jumlah masyarakat Barat yang mencari investasi yang bertanggungjawab.

Di Amerika Serikat, sebuah bank kecil di Michigan, bernama University Islamic Financial, telah menerapkan prinsip-prinsip syariah. Bank ini memiliki dua tipe pembiayaan, yaitu penjualan dengan cicilan dan sewa. Upah yang didapat dari pembiayaan tersebut sebanding dengan pembayaran bunga pada pinjaman tradisional. Secara khusus bank tersebut memberikan pembiayaan sesuai dengan nilai syariah. Ini berarti bank tersebut tak menarik bunga dan tak ada transaksi yang memiliki risiko tinggi. Misalnya seorang penjual membeli rumah seharga 100 ribu dolar AS dan kembali menjualnya seharga 120 ribu dolar AS atau bahkan 300 ribu. Jika terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli, maka rumah tersebut dapat dijual secara cicilan sesuai negosiasi antara mereka.

Hukum Islam menyatakan bahwa uang tak dapat tumbuh dengan sendirinya melalui bunga yang berlipat ganda. Transaksi dagang dapat diterima selama harga yang ditawarkan sesuai dengan komoditas yang diperdagangkan.

University Islamic Financial merupakan perwakilan dari University Bank di Michigan. Saat ini pimpinan University Islamic Financial pun telah bertemu dengan eksekutif dari dua bank nasional yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang bisnis syariah. Tujuan dari University islamic Financial adalah menjadi lembaga keuangan pilihan bagi komunitas muslim di AS. Saat ini University Islamic Financial juga melayani pembiayaan rumah di Illinois, Indiana, Maryland, New Jersey, Ohio, Texas, Virginia, New York, Calfornia, Pennsylvania, dan Connecticut. jar/yto

Tidak ada komentar: